Minggu, 27 November 2011
Tewas demi anak di Mahakam
M Iskandar ditemukan tewas dalam tragedi ambruknya Jembatan Tenggarong, Minggu (27/11/2011) sekitar 21.15. Jasad Iskandar ditemukan mengapung di Sungai Mahakam oleh Tim Rescue Boat SAR Balikpapan, sekitar 500 meter dari lokasi ambruknya jembatan. Jasad korban segera dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Umum AM Parikesit.
Tadi malam, Ketua DPRD Kalimantan Timur sekaligus Ketua DPD Golkar Kalimantan Timur, Mukmin Faisal, Bupati Kukar Rita Widyasari, dan Wakil Bupati Ghufron Yusuf melihat langsung mayat korban di kamar jenazah. "Saya akan memastikan mayat yang ditemukan tim SAR yang bernama Iskandar adalah benar teman saya," tutur Rita sebelum menengok jasad korban.
Rombongan pejabat masuk ke kamar mayat ditemani keluarga korban. Sekitar 15 menit, para pejabat keluar ruangan. "Mayat itu memang Iskandar yang saya kenal. Ini dipastikan dari kaus oranye yang dipakai dan cincin yang dikenakannya," ujar Rita saat keluar ruangan.
Kaus oranye yang dikenakan korban kini disimpan sang istri. "Saya mengenalnya karena dia anggota tim sukses saya. Namun, saya lebih mengenal akrab istrinya. Maklum, rumah saya dan istrinya bertetangga di Jalan Melati, Tenggarong," ujar Rita.
Dia mengenal korban sebagai pribadi yang baik dan tak banyak bicara. Rita juga mengaku kehilangan teman terbaiknya. "Saya susah bicara," ujar Rita.
Siti Jariyah, ibu korban, mengaku sedih ditinggal putra tercintanya. Dia mengaku tidak memiliki firasat apa pun sebelumnya. "Saya terakhir ketemu sekitar seminggu lalu. Tiba-tiba dia datang memberi saya uang belanja karena mau ke Banjarmasin. Ternyata, dia tidak jadi ke Banjar," ujar ibu korban.
Saat kejadian, korban membawa istri dan putrinya jalan-jalan ke mal di Samarinda mengendarai motor. Ketika pulang dan melintasi jembatan, motor yang ditumpangi tercebur ke sungai akibat jembatan ambruk. Korban dan istri sempat diselamatkan oleh perahu. Namun, korban melihat Cinta, putrinya tenggelam sembari melambaikan tangan. Korban langsung terjun lagi ke sungai untuk menolong putrinya. Sayang, arus Sungai Mahakam yang deras membuat korban tenggelam bersama putrinya.
Korban dikenal sebagai Manajer Umum Harian Koran Kaltim. Bambang, seorang wartawan, mengaku kehilangan pimpinannya itu. "Saya menjulukinya 'Si Oranye' karena almarhum sering mengenakan atribut berwarna oranye, mulai kaus, topi, sepatu bahkan cincinnya bermata oranye," ujarnya.
sumber : tribun kaltim
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus